Pertemuan 4 "TEORI PERILAKU KONSUMEN"
TEORI PERILAKU KONSUMEN
Nama : Elisa Noviyanti
Nim : 222010200165
Dosen pengampu : Tofan Tri Nugroho, S.E., M.M.
Prodi : Manajemen
Fakultas : FBHIS
Universitas : Muhammadiyah Sidoarjo
A. Pendekatan Marginal Utility
1. Asumsi pendekatan Marginal Utility
Cardinal Utility/Marginal Utility adalah metode pendekatan atas manfaat atau kegunaan yang tidak dapat diukur, namun bisa dibandingkan antara satu produk dengan lainnya. Sifat metode pendekatan cardinal utilitas adalah kualitatif. Misalnya adalah keputusan seseorang dalam mengonsumsi suatu barang didasarkan pada perbandingan antara manfaat yang diperoleh (kegunaan) dengan biaya yang harus dikeluarkan.
2. Nilai Guna Total dan Nilai Guna Marginal - Nilai guna total (Total Utility) adalah dapat diartikan sebagai jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu.
- Nilai guna marginal (Marginal Utility) berarti pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat dan pertambahan (atau pengurangan) penggunaan suatu unit barang.
3. Teori Nilai Guna dan Teori Permintaan - Teori nilai guna (utility) merupakan teori yang terlebih dahulu dikembangkan untuk menerangkan kelakuan individu dalam memilih barang-barang yang akan dibeli dan dikonsumsinya. Dapat dilihat bahwa analisis tersebutlah memberi gambaran yang cukup jelas tentang prinsip-prinsip pemaksimuman kepuasan yang dilakukan oleh orang-orang yang berfikir secara rasional dalam memilih berbagai barang keperluannya.
- Teori Permintaan adalah teori ekonomi yang menyatakan bahwa harga dipengaruhi oleh permintaan. Oleh karena itu, teori tersebut berasumsi bahwa ketika permintaan di pasar naik, maka harga barang pun akan ikut naik. Tetapi, jika permintaan turun, maka harga pun akan ikut turun.
Surplus konsumen adalah perbedaan antara jumlah maksimum yang seseorang ingin membayar (willing to pay) atas suatu barang dengan harga barang tersebut saat ini dipasar. Harga pasar menunjukkan harga yang harus dibayar untuk membeli barang tersebut. Dengan demikian, surplus konsumen adalah perbedaan/selisih dari harga yang bersedia dibayar oleh konsumen dengan harga yang harus dibayarkan untuk membeli barang.
Surplus Konsumen = (1/2) x Qe x ∆P
Keterangan:
Qe: kuantitas permintaan pada titik ekuilibrium
∆P: Pmax – Pe Pmax: harga yang bersedia dibayarkan konsumen
Pe: harga pada ekuilibrium, di mana permintaan dan penawaran sama.
Ordinal Utility/Indefference Curve
Berbanding terbalik dengan kardinal, pendekatan ordinal pada utilitas adalah metode pendekatan terhadap manfaat yang bisa diukur melalui angka secara sistematis sehingga sifatnya kuantitatif. Pendekatan ini dapat diukur dari kemampuan konsumen mengurutkan tinggi rendahnya utilitas yang diperoleh dari mengonsumsi sejumlah barang atau jasa.
2. Ciri-ciri indefference
- Mempunyai kemiringan yang negatif.
- Cembung kearah origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang yang dikonsumsi.
- Tidak saling berpotongan yang artinya tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu kurva indefferens yang berbeda.
3. Garis Anggaran Pengeluaran
Kurva kepuasan sama menggambarkan keinginan konsumsi konsumen untuk memperoleh barang-barang dan kepuasan yang akan dinikmatinya dari mengkonsumsi barang-barang tersebut. Dalam gambaran itu belum ditunjukan sampai di mana kemampuan konsumen untuk membeli berbagai gabungan barang-barang tersebut. Didalam kenyataannya, konsumen tidak dapat memperoleh semua barang yang diinginkannya, sebab ia dibatasi oleh pendapatan yang dapat dibelanjakan. Dengan menggunkan kurva kepuasan sama saja masalah ini tidak dapat dipecahkan. Anilisis yang dibuat perlu pula menggambarkan garis anggaran pengeluaran (budget line) yang menunjukan berbagai gabungan barang-barang yang dapat di beli oleh sejumlah pendapatan tertentu.
4. Akibat Perubahan Harga dan Perubahan Pendapatan
Price Consumption Curve (PCC), kombinasi barang atau jasa yang dikonsumsi oleh konsumen yang memberikan kepuasan (utilitas) maksimum kepada konsumen pada berbagai tingkat harga. Kurva permintaan konsumen individual diturunkan dari titik- titik pada kurva PPC, menggambarkan jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga.
Sedangkan untuk perubahan pendapatan Income Consumption Curve (ICC), kombinasi produk yang dikonsumsi untuk memberikan kepuasan (utilitas) maksimum kepada konsumen pada berbagai tingkat pendapatan. Kurva Engel, menunjukkan hubungan antara pendapatan konsumen dengan jumlah barang yang dikonsumsi.
Menurut Tse dan Wilton dalam lupiyoadi (2004: 349) kepuasan atau ketidak puasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja produk yang dirasakan setelah pemakaiannya. Wilkie dalam Tjiptono (2004 : 349) mendefinisikannya sebagai suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa dan angel menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan.Pelaksanaan penelitian kepuasan pelanggan biasanya ditujukan untuk meneliti tingkat kepuasan pelanggan (Basta, 2004), antara lain :
- Mengukur kepuasan pelanggan atas kemudahan didapatnya barang atau jasa (menyangkut kelancaran distribusi atau penyebaran).
- Mengukur kepuasan pelanggan melalui kualitas barang atau jasa.
- Mengukur kepuasan pelanggan melalui nilai barang atau jasa.
- Mengukur kepuasan berdasaran keyakinan pelanggan atas produk yang digunakan dibandingkan dengan produk lainnya.
6. Faktor-faktor yang Mendorong Kepuasan Pelanggan
- Kualitas produk dan jasa
- Harga
- Service quality
- Emotional faktor
- Relatif mudah, nyaman, efisien
Komentar
Posting Komentar